Mencuri Kesempatan Dalam Kesempitan
- Home
- Cerita Porno
- Mencuri Kesempatan Dalam Kesempitan
Sore itu, aku terbangun. Kulihat jam di mejaku menunjukkan pukul 4.00 sore. Iseng aku memanjat dinding tembok pembatas kamarku, mau melihat aktivitas tetangga sebelahku.
Melalui ventilasi kulihat Mas Indarto dan Mbak Tiara sdg tidur-tiduran sambil mengobrol di atas tempat tidur. Aku mengawasi terus, kulihat Mas Indarto cuma memakai singlet, begitu juga Mbak Tiara yg cuma memakai baju dalam. Dasar pengantin baru, pasti mau main, ayo kapan mainnya ? pikirku mulai tak sabaran.
Kulihat Mas Indarto dan Mbak Tiara berbicara sambil berpelukan, aku kurang bisa menangkap apa yg mereka bicarakan. Sesekali Mbak Tiara tertawa cekikikan. Beberapakali pula aku amati Mas Indarto meremas buah dada Mbak Tiara.Lama aku menunggu, sampai akhirnya yg aku harapkan terjadi juga.
Tiba-tiba MasIndarto membuka celana pendeknya dan memegang tangan Mbak Tiara, menyuruh Mbak Tiara memegang kemaluan Mas Indarto. Mbak Tiara kelihatannya menurut dan me-masukkan tangannya ke dalam celana Mas Indarto, tetapi baru sebentar sudah ditariknya kembali, terlihatnya Mbak Tiara menolak.
Yaaa….. itu aja gag mau, apalagi kalau disuruh karaoke desahku dalam hati kecewa.
Namun kekecewaanku terobati karena sejurus kemudian Mas Indarto tiba-tiba bangkit dari tempat tidur dan melepas celananya. Kini ia cuma bercelana dalam dan bersinglet.
Kemudian serta merta ia memeluk Mbak Tiara. Aku tersenyum kegirangan, keinginanku untuk melihat keduanya bersetubuh terlihatnya akan terpenuhi.Tak lama, Mas Indarto melepas pelukannya dan Mbak Tiarapun mulai melepas celananya.
Kini sama seperti suaminya, Mbak Tiara cuma bersinglet dan bercelana dalam. Kulihat badan, putih dan mulus sekali.Kemudian mendadak Mas Indarto mengeluarkan kemaluannya dari celana dalamnya. Kecil sekali, dibandingkan punyaku, kataku dalam hati melihat kemaluan Mas Indarto.
Mas Indartopun langsung meng-himpit Mbak Tiara, terlihatnya Mas Indarto akan mempenetrasi Mbak Tiara. Kulihat Mbak Tiara memelorotkan celana dalamnya cuma sampai sebataspaha. Sejurus kemudian aku melihat pelan Mas Indarto memasukkan kemaluannya ke dalam lubang kemaluan Mbak Tiara yg tertutup bulu jembut. filmbokepjepang.com Setelah kemaluan Mas Indarto masuk keseluruhannya ke dalam kemaluan Mbak Tiara,
Mas Indarto langsung memeluk Mbak Tiara sambil menciumnya bertubu-tubi. Itu dilakukan cukup lama.Aku sedikit keheranan kenapa Mas Indarto tak melakukan genjotan, tak mendorong-dorong pinggulnya ?
Mas Indarto cuma diam memeluk Mbak Tiara. Waaah…..ini pasti karena Mas Indarto gag tahan bermain lama, gag seperti aku kataku dalam hati, tertawa, merasa unggul dari Mas Indarto.
Disinilah aku mulai melihat adanya kesempatanku untuk turut melakukan tumpangsari pada Mbak Tiara.Ditambah lagi, kejadian itu cuma berlangsung sangat singkat, sekitar 5 menit. Meskipun kulihat Mbak Tiara tetap bisa mencapai klimaksnya, tetapi cepat pula MasIndarto menyusulnya. Aku me-nangkap kekecewaan di wajah Mbak Tiara, meski Mbak Tiara berusaha tersenyum setelah permainan itu, tapi aku yakin ia tak puas dengan permainan Mas Indarto.
Peristiwa observasi awal hari kemarin itu membuatku mengambil kesimpulan, ada kemungkinan aku menyetubuhi Mbak Tiara dan merasakan nikmat tubuhnya, kalau perlu akujuga akan menanam saham di tubuh Mbak Tiara !Itulah tekadku, aku mulai me-nyusun taktik.
Mas Indarto itu belum bekerja, ada kesempatan bagiku untuk membuatnya berpisah cukup lama dari Mbak Tiara. Apalagi aku punya kenalan yg bekerja di perusahaan, namanya Anton.Siang ini aku menjumpai Anton di kantornya,
“Hai Bud, apa kabar ? tanya Anton sambil menjabat tanganku. “
“Baik jawabku sambil ter-senyum. “
“Silahkan duduk “
Setelah aku duduk di kursi kantornya yg empuk itu, aku mulai mengajukan permintaan,
“Ton, aku butuh bantuanmu “
“Oh, itu semua bisa diatur, bantuan apa ?”
“Aku butuh pekerjaan “
“Bisa, bisa, kamu mau kerja di mana ? gaji berapa ? “
“Oh..gag ! Maksudku bukan untuk diriku, tapi ini untuk orang lain “
“Hm memangnya untuk siapa ? “
“Untuk temanku, Mas Indarto, kamu wawancarai, tempatkan di mana saja kamu suka, gagperlu tinggi-tinggi betul jabatannya “
“Aneh…tapi jika itu maumu, yaa tak apa-apa “
“Yg penting kamu wawancarai dia cukup lama, beberapa kali “
“Oke, baik kalau gitu “
“Tapi…nanti jadwal wawanca-ranya aku yg tentuin “
“Terserah kamu “
Maka mulailah aku menyusun jadwal wawancaranya, mulai lusa, hari rabu sampai jumat dari jam 07.00 sampai 10.00 pagi.Anton menyetujuinya, kemudian aku permisi pulang.
Dalam perjalanan pulang, hatiku sangat senang, sudah terbayg nikmatnya tubuh Mbak Tiara itu.Sesampainya di kos-kosanku, aku langsung bertemu dengan Mas Indarto di tempat cuci,terlihat Mas Indarto sdg menyuci bajunya.
“Mas…….aku ingin bicara se-bentar kataku mulai membuka percakapan.Mas Indartopun menoleh dan menghentikan pekerjaannya. “
“Ada apa Bud ? “
Begini…….aku dengar Mas Indarto mencari pekerjaan, kebetulan tadi aku ke tempat teman aku, dia perlu pegawai baru, dianya sih malas menaruh iklan di koran, soalnya dia cuma butuh satu orang jawabku panjang lebar menjelaskan. Sedikit berdebar-debar aku menunggu tanggapan, takut tawaranku ditolak.Lama Mas Indarto kulihat terdiam, merenung, lalu
“Hmmm….aku pikir dulu, sebelumnya terima kasih ya ?! “
“Ya Mas… “ kataku dengan senyuman.Dalam hatiku, aku berpikir Habislah sudah kesempatanku !
Tapi setelah di dalam kamar, sekitar 2 jam kemudian aku yg tertidur, terbangun oleh ketukan di pintu. Aku lalu bangun, mengucek-ngucek mataku, melihat dari jendela. Terlihat Mas Indarto berdiri menunggu. Akupun cepat-cepat membuka pintu. Wah..sdg tidur ya, kalau gitu nanti saja
Mas Indarto tiba-tiba permisi.
“Eee….gag..gag koq Mas, aku sudah bangun nih” kataku berusaha mencegah Mas Indarto pergi.
“Gangguin tidur kamu gag ? “
“Nggak…nggak kok, masuk aja” kataku mempersilahkan.Setelah kami berdua duduk di karpet kamarku,
“Begini, ini soal lamaran kerja yg kamu bilang itu, tempatnya di mana sih ? “ Mas Indarto bertanya.
“Ooo…itu di Kaliurang km 7 nomor 14, nama perusahaannya DHL, gag jauh kok “
“Syaratnya gimana ?”
“Aku kurang tau juga tuh, Mas Indarto pergi saja ke sana. temui teman aku, Anton, katakan Mas butuh pekerjaan, tahunya dari Budi “
“Wah…kok rasanya kurang enak ya, seperti nepotisme saja “ Mas Indarto sepertinya keberatan.
“Egag….gag… koq, perusa-haannya besar, Mas ke sana juga belum tentu diterima, Mas tetap melalui tes dulu” kataku meya-kinkan Mas Indarto.
“Hmmm…baiklah, tak coba dulu, jam berapa ya ke sana ? “
“Sekitar jam kerja saja baiknya, jam 07.00 pagi saja” kataku me-nyarankan.Mas Indarto cuma mengangguk tersenyum, lalu permisi seraya tak lupa berterima kasih kepadaku. Aku cuma tersenyum, berarti selangkah lagi keinginanku tercapai.
Hari ini selasa, sesuai pre-diksiku, Mas Indarto pagi-pagi sudah berangkat, dan sekitar jam 11.00 siang baru pulang.Aku menuju ke kamarnya, lalu mengetuk pintu,
“Assalamualaikum” aku mem-beri salam.
“Waalaikumussalam”, terdengar jawaban Mas Indarto dari dalam kamarnya.Lama baru pintu dibuka, dan Mas Indarto mempersilahkanku un-tuk masuk. Kulihat di dalam ka-marnya, istrinya tengah duduk di pinggir tempat tidur dengan me-makai jilbab putih, tersenyum padaku. Mbak Tiara terlihat cantik sekali.
“Bagaimana Mas, tadi ? ta-nyaku “
“Oh…nanti aku disuruh ke sana lagi, besok untuk test wawancara “
“Alhamdulillah, tak doain supa-ya berhasil “
“Terima kasih “
Setelah berbasa – basi cukup lama, akupun permisi.
“Eehh…nanti dulu, kamu khan belum minum”, Mas Indarto berusaha mencegahku.
“Ayo Tiara buatkan air minumnya dong perintah Mas Indarto me-nyuruh istrinya”, Mbak Tiara.Aku menolak dengan halus,
“Ah gag usah Mas, aku sebentar aja koq, ada urusan “
“Oh baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya “
Aku tersenyum mengangguk, kulihat Mbak Tiara tak jadi membuat minuman. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi adikku akan bersarang dan menewajahnpasangannya.
Hari ini rabu, Mas Indarto sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Tiara sendirian dikamarnya. Ren-cana mulai kulaksanakan. Aku membongkar beberapa koleksi Video dewasaku, memilih salah satunya yg aku anggap paling bagus, Video dewasa dari Indonesiasendiri, lalu membungkusnya dengan kertas merah jambu.Kemudian sambil membawa bungkusan Video itu, aku menuju ke kamar tetagagu, mengetuk pintu,
Assalamualaikum, aku mem-beri salam.Lama baru terdengar jawaban,
Waalaikumussalam, jawaban Mbak Tiara dari dalam kamar itu.Pintunyapun terbuka, kulihat Mbak Tiara melongokkan kepalanya yg berjilbab itudari celah pintu,
“Ada apa ya ?” tanyanya.
“Ini ada hadiah dari aku, aku mau memberikan kemarin tetapi lupa” kataku sambil menunjukkan bungkusan Video itu.
Oh, baiklah, kata Mbak Tiara sambil bermaksud mengambil bungkusan di tanganku itu.
Eee…tunggu dulu Mbak, ini isinya Video, aku mau lihat apa bisa muter gag di komputernya Mas Indarto, kataku mengarang alasan.
Sedikit keberatan kelihatannya, akhirnya Mbak Tiara mempersi-lahkanku untuk masuk, aku yakin dia juga kurang ngerti tentang komputer.Di dalam kamar, aku menghi-dupkan komputer dan mengope-rasikan program Video playernya, lalu kumasukkan Video-ku itu dan kujalankan. Sesuai dugaanku Video itu berjalan bagus.
“Mbak pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mbak Tiara yg sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku.
“Video apa sih ?” tanya Mbak Tiara kepadaku.
Pokoknya bagus jawabku sambil kemudian memberikan pe-tunjuk bagi Mbak Tiara , bagaimana cara menghentikan player dan mematikan komputernya.Mbak Tiara cuma mengangguk, lalu kupermisi untuk pergi mum-pung videonya belum masuk ke bagian intinya.
Pintu kamar tetagagu itupun kembali ditutup, aku bergegas ke kamarku, mau mengintip apa yg dilakukan Mbak Tiara.Setelah di kamarku. melalui ven-tilasi kulihat Mbak Tiara menonton di depan komputer.
Dia terlihatnya kaget begitu melihat adegan dewasa langsung hadir di layar monitor komputer itu. Dengan cemas aku menantikan reaksinya.Menit demi menit berlalu sampai sudah 15 menit kulihat Mbak Tiara masih tetap menonton.
Aku senang berarti Mbak Tiara menyukainya.Lalu terjadi sesuatu yg lebih dari aku harapkan, tangan Mbak Tiara pelan masukke dalam roknya, dan bergerak-gerak di dalam rok itu.
“Hhh…..hhhh….oohhh…..oohhh, “
suara Mbak Tiara mendesah-desah , terlihatnya merasakankenikmatan.Aku kaget, Wah….hebat….dia masturbasi kataku dalam hati.Ingin aku masuk ke kamar Mbak Tiara, memeluknya dan langsung menyetubuhinya, tetapi aku sadar, ini perlu proses.
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap mengintip, dan berinisiatif mengukur kemampuanku. Akupun mulai melakukan onani dengan memain-mainkan kemaluanku.Video di komputer itu terus berjalan…… sampai telah hampir 1,5 jam lamanya, pertanda video itu akan habis dan Mbak Tiara kulihat sudah empat kali klimaks, luarbiasa.
Dan ketika videonya berakhir, Mbak Tiara ternyata masih me-neruskan masturbasinya sampai menggenapi klimaksnya menjadi lima kali.
Akkkhhhhhhh………, Mbak Tiara terpekik pelan menandai klimaksnya.Sesaat setelah klimaks Mbak Tiara yg kelima akupun ejakulasi.
Oooorghhhh………, suara berat-ku mengiringi luapan sperma di tanganku.Aku senang sekali, berarti aku lebih tangguh dari Mas Indarto dan bisa memuaskan Mbak Tiara nan-tinya karena bisa klimaks dan ejakulasi bersamaan.Kemudian Mbak Tiara sesuai petunjukku, kulihat mengeluarkan Videonya dan mematikankomputer.
Setelah siang hari, Mas Indarto baru pulang. Sedikit berdebar-debar aku menunggu perkem-bangan di kamar tetagagu itu, takut kalau – kalau Mbak Tiara ngomong macam- macam soal Video itu, bisa berabe aku !
Tetapi lama…..kelihatannya tak terjadi apa-apa. Kembali aku me-ngintip lewat ventilasi, apa yg terjadi di sebelah.Begitu aku mulai mengintip, aku kaget ! Karena kulihat Mbak Tiara dalam keadaan hampir bugil, cuma memakai celana dalam dihimpit oleh Mas Indarto, mereka bersetubuh !
Namun seperti yg dulu-dulu, permainan itu cuma berlangsung sebentar dan terlihatnya Mbak Tiara kelihatan tak menikmati dan tak bisa mencapai klimaks. Bahkan aku melihat Mbak Tiara seringkali kesakitan ketika penetrasi atau ketika buah dadanya diremas.
Ah…Mas Indarto gag pandai merangsang sih, pikirku.
Bagaimanapun aku senang, langkah keduaku berhasil, mem-buat Mbak Tiara tak bisalagi men-capai klimaks dengan Mas Indarto. Prediksiku, Mbak Tiara akan sangat tergantung pada Video itu untuk kepuasan klimaksnya, sdgkan cara menghidupkan Video itu cuma aku yg tahu, disinilah kesempatanku.
Kamis, pukul 08.00. Aku bangun dari tidur, mempersiapkan segala sesuatunya, karena hari ini bisa jadi saat yg sangat bersejarah bagiku. Kemarin aku telah meng-intip Mbak Tiara dan Mas Indarto seharian, mereka kemarin ber-setubuh cuma dua kali, itupun berlangsung sangat cepat, dan yg penting bagiku, Mbak Tiara tak bisa klimaks.
Malam kemarin aku juga sudah bersiap-siap dengan minum se-gelas jamu kuat, ygbisa menambah kualitas spermaku.Pagi itu, setelah aku mandi, aku berpakaian sebaik mungkin, parfum beraroma melati kuusapkan ke seluruh tubuhku, rambutku juga sudah disisir rapi. Lalu dengan langkah pasti aku melangkah ke tetangga sebelahku, Mbak Tiara yg sdg sendirian.
Kembali aku mengetuk pintu kamarnya pelan,
“Assalamualaikum”, aku mem-beri salam.
“Waalaikumussalam”, suara lem-but Mbak Tiara menyahut dari dalam kamar.Mbak Tiarapun membuka pintu, kali ini ia berdiri di depan pintunya, tak sepertikemarin yg cuma melongokkan kepala dari celah pintu yg sedikit terbuka. Dia memakai jilbab pink dengan motif renda, manis sekali.
Oh ya, aku lupa membe-ritahukan cara menghidupkan Video kemarin kataku sambil tersenyum.Tiba-tiba raut wajah Mbak Tiara menjadi sangat serius,
Kamu kurang ajar ya, masa ngasiin Video dewasa gituan ke Mbak, kata Mbak Tiara sedikit keras.
Aku kaget, ternyata ia marah, pikirku. Lalu cepat aku mengarang alasan,
Oh maaf Mbak, Videonya yg hadiah itu, isinya video soal riwayat Nabi-Nabi buatan TV3 Malaysia, maaf kalau tertukar, yah aku ambil saja lagi
Mbak Tiara masuk ke dalam kamarnya, ia terlihat kecewa, aku senang berarti ia takutkehilangan Video itu. Lalu akupun masuk ke kamarnya melalui pintu yg sedari tadi terbuka.Mbak Tiara kaget, melihatku mengikuti langkahnya,
Eeeh…kamu kok ikut masuk juga ?! Sambil menutup pintu, tenang aku menjawab,
Alaa….Mbak jangan munafiklah, tokh Mbak juga menyukai Video dewasa itu, aku lihatMbak sampai masturbasi segala
Kurang ajar kamu ! Keluar ! Kalau tak aku akan berteriak, bentak Mbak Tiara.
Mbak jangan marah dulu, coba Mbak pikirkan lagi, sejak menonton Video itu, Mbak tak bisa lagi klimaks dengan Mas Indarto khan kataku sambil merebut Video itu dan mematahkannya.Mbak Tiara terkejut, Kamu…..Tak sempat ia menyelesaikan kata-kata, aku memotongnya, Aku bersedia memberikan kepuasan kepada Mbak Tiara, aku jamin Mbak Tiara bisa klimaks bila main dengan aku. Kurang ajar ! Keluar kamu !
Eeee….tak segampang itu, ayolah Mbak Tiara jangan marah, pi-kirkan dulu, akusatu-satunya ke-sempatan, bila Mbak Tiara tak me-makai aku, seumur-umur Mbak Tiara gag akan pernah mencapai klimaks lagi, aku mulai meng-hasutnya.Mbak Tiara terdiam sebentar, aku senang dan berpikir ia mulai termakan rayuanku,tapi…
tidak ! Kata Mbak tidaaak ! Sekarang keluar kamu !
Aku gemetar, tapi tetap ber-usaha.
Mbak sebaiknya pikirkan lagi, di sini cuma aku yg mengajukan diri memuaskan Mbak, aku satu-satunya kesempatan Mbak, kalau Mbak tak mengambil kesempatan ini, Mbak akan rugi !
kataku sedikit tegas.
Lama kulihat Mbak Tiara terdiam, bahkan dia kini terduduk lemas di samping ranjangnya. Aku pura-pura mengalah…
Yah, sudahlah, jika Mbak tak mau, aku pergi saja, aku itu cuma kasihan ngelihat Mbak ! kataku sambil beranjak pergi.Tetapi kulihat Mbak Tiara cuma diam terduduk di ranjangnya, aku membatalkan niatku, pintu yg telah terbuka kini kututup lagi dan kukunci dari dalam. Perlahan aku mendekati Mbak Tiara, kulihat ia menangis, Mbak….jangan menangis, tak ada maksud aku sedikitpun menyakiti Mbak, kataku sambil mulai menyeka air matanya dengan tanganku.Lalu pelan-pelan kupegang pun-dak Mbak Tiara dan kudorong pelan dia agar berbaring di ranjang.
Ter-nyata Mbak Tiara cuma menurut saja, aku kesenangan, rayuanku berhasil meruntuhkan pendiriannya.Kemudian aku mulai membuka resleting celana panjangnya, ia terlihatnya menolak, tetapi aku dengan santai menepis tangannya dan memasukkan tanganku ke dalam celananya.
Tanganku masuk kedalam kolornya, lalu langsung jariku menuju ke tengah lubang birahinya. Aku sudah terburu nafsu, mencucuk-cucukkan jemariku ke dalam lubangitu berkali-kali.
Akhhh…..akhhh…….ahhhhhh,
desahan Mbak Tiara mengiringi setiap tusukan jemariku.Aku ingin membuatnya terang-sang dan mencapai klimaks. Lalu dengan cepat kutarikcelana pan-jang dan kolornya, sesampai terlihatlah kemaluan yg putih dan mulus, aku langsung mencium paha mulus itu bertubi-tubi, menjilat paha putih Mbak Tiara dengan merata.
Akupun mengincar kelentit Mbak Tiara yg tersembul ke luar daribagian atas kemaluannya.Langsung aku kulum kelentit itu di dalam mulutku,
Elmm…..mmmm…….emmmm dan lidahku menari-nari di atasnya, terkadang kugigit pelan-pelan berkali-kali,
Akhh….ooohhhh……aaahhhhh,
suara Mbak Tiara mendesah kuat tanda terangsang.Jemari tanganku semakin kuper-cepat menusuk kemaluan Mbak Tiara dan lidahku makin menggila menari-nari di atas kelentitnya yg berwarna merah jambu itu.Perlahan kubimbing Mbak Tiara mencapai puncaknya, sampai akhirnya……
Aaaaaaakkkhhhhhh…………,
pekikan pelan Mbak Tiara mengiringi klimaksnya.Kulihat jemari tanganku basah, bukan karena liurku tetapi karena cairan kemaluan Mbak Tiara yg klimaks. Aku mencium kemaluan itu, tercium bau khas cairan kemaluan wanita yg klimaks.
Aku tersenyum, hatiku senang karena bisa membawa Mbak Tiara mencapai klimaksnya.Tetapi aku tak berhenti sampai di situ saja. Setelah memelankan tusukan jariku, kini tusukan itu kembali kupercepat,
Ahhh….ahhhh….yaah…..yaahh,
suara Mbak Tiara mulai meracau.Sementara tangan kiriku beroperasi di kemaluan Mbak Tiara, tangan kananku mulai meremas blus Mbak Tiara, dengan cepat tangan kananku merobek blus itu dan menarik kutangnya sampai menyembullah buah dada Mbak Tiara yg indah membukit.Kemudian aku menghisap kedua puting itu sambil tangan kananku meremas buah dada Mbak Tiara bergantian,
Slurrpp….slrrrrpp…..slluuurpp, aku menghisap puting Mbak Tiara, sementara desahan Mbak Tiara terdengar halus di telingaku,
Akhh….teruuss…..teruuusss. Sementara tangan kiriku tetap beraksi di kemaluan MbakTiara, dan kemaluan itu semakin becek,
Crrtt…..crrtt……slrrpp
Kini mulutku mulai merangkak maju menuju bibir Mbak Tiara yg mendesah-desah, begitu wajah kami bertatapan, kulumat bibir mungil itu dalam-dalam, Mbak Tiara sedikit kaget,
Ohhh….oomlmmm…elmmmm, Mbak Tiara tak bisa lagi bersuara, karena bibirnya telah kulumat, lidahnya kini bertemu dengan lidahku yg menari-nari.Aku memang berusaha mem-bimbing Mbak Tiara agar klimaks untuk kedua kalinya.
Agar di saat klimaksnya itu aku bisa me-masukkan kemaluanku, mempenetrasi kemaluannya. Karena aku sadar penetrasi itu akan sangat sakit karena ukuran kemaluanku lebih besardari punya Mas Indarto yg biasa masuk.Sambil mencium dan merang-sang kemaluan Mbak Tiara, tangan kananku mulai melepas celana panjangku dan kolorku, lalu melem-parkannya ke lantai.
Tangan kananku mengelus-elus kemaluanku yg terasa mulai mengeras.Lama akhirnya Mbak Tiara mencapai klimaksnya yg kedua kali,
Ooorrggghhhhh………..
Mbak Tiara mengerang, tetapi belum selesai erangannya, aku langsung menusukkan kemaluanku pelan-pelan ke dalam kemaluannya.
Aaaaaahhhhh…………
suara Mbak Tiara terpekik, matanya sayup-sayup menatap syahdu ke arahku, aku tersenyum.Akupun mengambil posisi duduk dan mengangkangkan kedua paha Mbak Tiara dengan kedua tanganku, lalu kulakukan penetrasi kemaluanku pelan-pelan lama kelamaan men-jadi semakin cepat. Bunyi becekpun mulai terdengar,
Sllrrttt…cccrrttt….ccrrplpp,
suara becek itu terus berulang-ulang seiring dengan irama tusukanku.
Akhhh….yaaahh…terus…
suara desahan Mbak Tiara keenakan. Akupun semakin mempercepat tusukan, kini kedua kakinya ku-sandarkan di punggakku, pinggul Mbak Tiara sedikit kuangkat dan aku terus mendorong pinggulku ber-ulang-ulang. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, terlihatlah rambut hitam sebahu milik Mbak Tiara yg indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.
Ahhh…..ahhh….aaahhh
Ohhh……ohhhh……..hhhh
Suara desahanku dan Mbak Tiara terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yg indah.Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Tiara, badannya kutarik sesampai kini diaada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara kemaluanku dan kemaluannya masih menyatu.
Tanganku memegang pinggul Mbak Tiara, membantunya badannya untuk naik turun. Kepalaku kini dihadapkan pada dua buah pepaya montok nan segar yg ber-senggayut dan tergoyg-goyg akibat gerakan kami berdua.
Langsung kubenamkan kepalaku ke dalam kedua buah dada itu, menjilatnya dan menciumnya ber-gantian.Tak kusangka genjotanku membuahkan hasil, tak lama…..
Oooohhhhhhh……………..
lenguhan panjang Mbak Tiara menandai klimaksnya, kepalanya terdongak menatap langit-langit kamarnya saat pelepasan itu terjadi.Aku senang sekali, kemudian kupelankan genjotanku dan akhirya kuhentikan sesaat.
Lama kami saling bertatap-tatapan, aku lalu mencium mesra bibir Mbak Tiara dan Mbak Tiara juga menyambut ciumanku, jadilah kami saling berciuman dengan mesra, oh..indahnya. javcici.com Tak lama, aku menghentikan ciumanku, aku kaget, Mbak Tiara ternyata menangis !
Kenapa Mbak Tiara ? aku me-nyakiti Mbak ya ?! tanyaku lembut penuh sesal.Masih terisak, Mbak Tiara menjawab,
Ah…..gag, kamu justru telah membuat Mbak bahagia
Kami berdua tersenyum, ke-mudian pelan aku baringkan Mbak Tiara. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.Sambil meremas kedua payu-daranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Tiara ke kiridan ke kanan. Kami berdua mendesah bergantian,
Ahhh…..ahhh….aaahhh
Ohhh……ohhhh……..hhhh
Terus….lama, sampai akhirnya aku mulai merasakan urat-uratku menegang dan cairan kemaluanku seperti berada di ujung, siap untuk meledak.Aku ingin melakukannya ber-sama dengan Mbak Tiara. Untuk itu aku memeluk Mbak Tiara, menciumi bibirnya dan membelai rambutnya pelan. Usahaku berhasil karena perlahan Mbak Tiara kembali terang-sang, bahkan terlalu cepat.Dalam pelukanku kubisikkan ke telinga Mbak Tiara,
Tahan……tahan………Mbak, kita lakukan bersama-sama ya
Ohhh…ohhh….ohhhh…..aku su-dah tak tahan lagi desah Mbak Tiara, kulihat matanya terpejam kuat menahan klimaksnya.
Pelan…..pelan saja Mbak, kita lakukan serentak, kataku membisik sambil kupelankan tusukan kemaluanku.Akhirnya yg kuinginkan ter-jadi, urat-urat syarafku menegang, kemaluanku makin mengeras. Lalu sekuat tenaga aku mendorong pinggulku berulang-ulang dengan cepat.
Akhhh….ooohhh….ohhh
suara Mbak Tiara mendesah. Kepalanya tersentak-sentak karena dorongan kemaluanku.
Lepaskan…..lepaskan……Mbak, sekarang ! suaraku mengiringi de-sahan Mbak Tiara,Mbak Tiara menuruti saranku, diapun akhirnya mele-paskan klimaksnya,
Aaaakkhhhhh…………
Ooorggghhhhh………
suara be-rat menanggakan ejakulasiku, meng-iringi klimaks Mbak Tiara. Erat ku-peluk ia ketika pelepasan ejakulasi itu kulakukan.Setelah permainan itu, dalam keadaan bugil aku tiduran terlentang di samping MbakTiara yg juga telanjang. Mbak Tiara me-melukku dan mencium pipiku berkali-kaliseraya membisikkan sesuatu ke telingaku.
Terima kasih Bud.
Mbak Tiara kulihat senang dan memeluk tubuhku erat, tertidur di atas dadaku. Dalam hatiku aku merasakan senang, gembira, tapi juga sedih. Aku sedih dan me-nyesal melakukan ini dengan Mbak Tiara, aku takut ia tak akan pernah lagi mencapai klimaks selain de-ngan diriku, ini berarti aku me-nyengsarakan Mbak Tiara….